Jum’at, 11 Oktober 2013 MTsN Model Amuntai menerima hasil Test Multiple Intellegency atau tes perkembangan intelellegensi (tes IQ). Tes tersebut dilsakanakan pada tanggal 28 September 2013
oleh Lembaga Cipta Psikologi Indonesia yang beralamat di Jl. Kapten Tendean, Nakula, Yogyakarta dengan psikolog Indriana Edhi K, S.Psi. Psi. Test Multiple Intellegency dilakukan untuk mengukur IQ (Intelektual Question) atau kecerdasan intelektual. Peserta yang mengikuti tes tersebut dari kelas VIIA sampai dengan VII H yang berjumlah 315 orang.
Berdasarkan rekapitulasi laporan Test Multiple Intellegency dari 315 peserta, 180 orang tergolong cerdas dengan klasifikasi skor intellegency (KSI) 110-119 dan 135 orang tergolong normal dengan klasifikasi skor intellegency (KSI) 90-109. Dilihat dari hasil rekapitulasi tersebut siswa kelas VII MTsN Model Amuntai 57,14% tergolong cerdas, 42,86% tergolong normal. Dari hasil rekapitilasi juga dapat disimpulkan bahwa tingkat IQ siswa kelas VII MTsN Model Amuntai sekarang tidak ada yang tergolong batas ambang normal, lemah dan sangat lemah.
oleh Lembaga Cipta Psikologi Indonesia yang beralamat di Jl. Kapten Tendean, Nakula, Yogyakarta dengan psikolog Indriana Edhi K, S.Psi. Psi. Test Multiple Intellegency dilakukan untuk mengukur IQ (Intelektual Question) atau kecerdasan intelektual. Peserta yang mengikuti tes tersebut dari kelas VIIA sampai dengan VII H yang berjumlah 315 orang.
Berdasarkan rekapitulasi laporan Test Multiple Intellegency dari 315 peserta, 180 orang tergolong cerdas dengan klasifikasi skor intellegency (KSI) 110-119 dan 135 orang tergolong normal dengan klasifikasi skor intellegency (KSI) 90-109. Dilihat dari hasil rekapitulasi tersebut siswa kelas VII MTsN Model Amuntai 57,14% tergolong cerdas, 42,86% tergolong normal. Dari hasil rekapitilasi juga dapat disimpulkan bahwa tingkat IQ siswa kelas VII MTsN Model Amuntai sekarang tidak ada yang tergolong batas ambang normal, lemah dan sangat lemah.
Adapun tujuan pendidikan di MTsN Model Amuntai tidak cukup hanya mengandalkan kecerdasan intelektual semata. Namun harus diimbangi dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, sehingga menjadikan manusia yang cerdas akal, cerdas emosi, dan cerdas dalam agamanya. Maka terwujudlah peserta didik yang berakhlakul karimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar